Rabu, 23 Januari 2013

Sabdo Palon Noyo Genggong

Telah banyak bersliweran kabar, informasi, cerita legenda dan hikayat tentang keberadaan abdi dalem Kraton MAJAPAHIT (WILWATIKTA) yang bernama SABDO PALON dan NAYA GENGGONG. Dari yang bersifat sangat halus hingga yang berisi SUMPAH SERAPAH yang bersangkutan di era runtuhnya MAJAPAHIT. Belum lagi terbitnya saduran buku-buku baik berupa ajaran atau ramalan yang mengatas namakan dua abdi ini, tetapi semuanya tidak dapat menunjukkan rujukan asli dari sumber ceritanya.

Mengingat seringnya timbul pertanyaan mengenai hal ini di group dan forum WILWATIKTA (MAJAPAHIT), maka saya berinisiatif untuk menjelaskannya secara tertulis seperti ini agar bila pertanyaan yang sama muncul, rekan-rekan dapat mereferensi jawabannya dari catatan ini. Hal ini didasarkan pada pengalaman pribadi saya, baik ketika menerima ajaran adat maupun ketika saya berkunjung ke beberapa lokasi peninggalan WILWATIKTA / MAJAPAHIT (di Jawa Timur dan Jawa Tengah).


Sesungguhnya penokohan abdi dalem yang bernama SABDO PALON dan NOYO GENGGONG itu adalah nyata dan ada (bukan bersifat ghaib atau klenik).  Akan tetapi masyarakat luas telah tercuci otaknya dengan pola berpikir mistis telah menganggap tokoh ini adalah sejenis mahluk ghaib berjenjang dewata dan mempunyai umur yang abadi.  Dan semuanya bertolak belakang dengan penjelasan apa yang saya terima selama ini, hal itu tidak lepas dari kebiasaan saya untuk mendebat (dalam batasan santun) kepada petunjuk leluhur yang saya anggap tidak bisa saya pahami lewat akal pikiran maupun hati nurani. Sehingga para leluhur yang memberi petunjuk berkenan menjelaskan secara lebih terinci guna memberi pemahaman akal dan nurani saya.

SABDO PALON dan NOYO GENGGONG belum dikenal dimasa pemerintahan raja pertama SANGRAMA WIJAYA yang berabhiseka SRI KERTARAJASA JAYAWARDHANA maupun raja kedua DYAH JAYANEGARA yang berabhiseka SRI SUNDARAPANDYADEWA ADHISWARA, di masa itu abdi dalem yang melekat pada keluarga raja adalah Sang SAPU ANGIN dan Sang SAPU JAGAD.  Dalam konteks ini nama sesungguhnya dari abdi raja tersebut bukanlah itu, gelar tersebut lebih dekat pada sifat perilaku sang abdi.  SAPU JAGAD berkonotasi SAPU = yang membersihkan / yang mengatasi dan JAGAD = masalah-masalah yang bersifat keduniawian, jadi Sang SAPU JAGAD adalah seorang abdi yang piawai dalam ilmu keduniawian dan kanuragan.  Sedangkan SAPU ANGIN berkonotasi SAPU = yang membersihkan / yang mengatasi dan ANGIN = masalah-masalah yang bersifat spiritual / kebathinan, jadi Sang SAPU ANGIN adalah seorang abdi yang piawai dalam hal keagamaan dan spiritual / kebathinan.  Begitu abdi ini menduduki jabatan tersebut, maka nama pribadinya akan ditinggalkan dan memakai gelar barunya sebagai SANG SAPU ANGIN dan SANG SAPU JAGAD. Hal ini dapat anda buktikan bila mengunjungi SITIHINGGIL MAJAPAHIT, di belakang posisi raja (SRI KERTARAJASA JAYAWARDHANA dan istri-istrinya) ada bangunan makam SANG SAPU ANGIN dan SANG SAPU JAGAD. Demikian pula lokasi Candi BAJANG RATU tempat abu jenazah SRI SUNDARAPANDYADEWA ADHISWARA (DYAH JAYANEGARA) di kompleks candi juga di temui model makam sejenis.

SABDO PALON dan NOYO GENGGONG secara eksplisit baru dikenal pada era pemerintahan raja ke-3 : Prabhu Stri / Rani DYAH TRIBHUWANA WIJAYATUNGGADEWI MAHARAJASA yang berabhiseka SRI TRIBHUWANATUNGGADEWI MAHARAJASA JAYAWISNUWARDHANI. Hal ini atas masukan dari Maha Rsi MAUDARA sebagai Mahapatih Dalam Pura, yang merubah karakter sebelumnya menjadi SABDO PALON dan NOYO GENGGONG. Alasannya adalah ketika pemerintahan raja ke-2 banyak terjadi pemberontakan akibat adanya HASUTAN dari orang-orang di dekat raja, sehingga diputuskan untuk membuat mekanisme steril dan memberi pendampingan berupa tokoh yang mampu memberikan pertimbangan obyektif kepada raja. Sedangkan masalah keamanan raja dan keluarganya diserahkan penuh kepada DHARMAPUTRA dan BHAYANGKARA (semacam paspampres dan pasukan khusus pelindung kotaraja / ibukota).

Sama dengan konsep SANG SAPU ANGIN dan SANG SAPU JAGAD, SABDO PALON dan NOYO GENGGONG bukanlah nama asli dari sang abdi tetapi gelar yanf diberikan abdi sesuai karakter tugas yang diembannya. SABDO PALON berkonotasi SABDO = seseorang yang memberikan masukan / ajaran dan PALON = kebenaran yang bergema dalam ruang semesta, jadi SABDO PALON = Seseorang abdi yang berani menyuarakan kebenaran kepada raja dan berani menanggung akibatnya (di murkai raja dll). NAYA GENGGONG berkonotasi NAYA = nayaka atau seseorang abdi raja dan GENGGONG = mengulang-ulang suara, jadi NAYA GENGGONG = Seseorang abdi yang berani mengingatkan raja secara berulang-ulang tentang kebenaran dan berani menanggung akibatnya (di murkai raja dll).  SABDO PALON bereaksi sebagai abdi yang memberikan pertimbangan sebelum raja mengambil tindakan, sedangkan NAYA GENGGONG adalah abdi yang memberikan teguran apabila raja melakukan kekeliruan dalam berperilaku.

Yang luar biasa dari konsep ini adalah SABDO PALON dan NAYA GENGGONG diambil dari abdi yang BUTA HURUF tetapi mempunyai pemahaman yang mendalam atas tugasnya sebagai pihak yang jadi pertimbangan raja. Alasannya : dengan kondisinya yang buta huruf, akan memperkecil pengaruh dari pihak luar dalam penyampaian pertimbangan ke raja, juga menjadi pertimbangan spiritual bagi raja ..... bahwa ada seseorang biasa (bukan bangsawan) dan buta huruf ptla yang berani menegur raja ..... dan teguran itu membawa suara KEBENARAN, jelas abdi ini adalah mahluk yang mendapat pencerahan dari Tuhan (kata hati sang raja). Maka unsur tertiggi dari dua abdi ini adalah kejujuran, keluguan dan pemahaman yang mendalam atas HUKUM KEBENARAN SEMESTA.  Itulah kepangkatan abdi dalem yang terdekat dengan Raja WILWATIKTA (Majapahit) : SABDO PALON dan NAYA GENGGONG.

SABDO PALON dan NAYA GENGGONG yang pertama kali ada adalah di era kepemimpinan SRI TRIBHUWANATUNGGADEWI MAHARAJASA JAYAWISNUWARDHANI. Bisa dibuktikan di petilasan beliau di desa Panggih - Trowulan, disana selain petilasan Maha Rsi MAUDARA juga akan anda temukan petilasan (sekarang dibentuk model makam) dari dua abdi kinasih : SABDO PALON dan NAYA GENGGONG ini. Karena ini konsep struktural kenegaraan di era itu, hal yang sama juga di warisi oleh raja-raja berikutnya di Majapahit, itulah sebabnya banyak sekali tersebar petilasan yang berkonotasi SABDO PALON dan NAYA GENGGONG.  Karena sejumlah beberapa era raja di Majapahit, sebanyak itu pula SABDO PALON dan NAYA GENGGONG ada.

Bila didekati secara spiritual, ada pertanyaan : Bisa tidak diasumsikan bahwa SABDO PALON dan NAYA GENGGONG adalah mahluk superior pilihan Tuhan guna menjadi pangemban Raja Majapahit ???  Jawabannya adalah BISA DIANGGAP DEMIKIAN, alasannya : JUJUR, MEMAHAMI HUKUM SEMESTA, TEGUH MENYUARAKAN KEBENARAN, PANDAI WALAUPUN BUTA HURUF, BERASAL DARI RAKYAT KEBANYAKAN, TIDAK SILAU HARTA BENDA MAUPUN JABATAN MESKIPUN DEKAT PENGAMBIL KEPUTUSAN ..... jelas hanya mahluk pilihan yang mampu menduduki derajat ini. Tapi kalau didekati secara MISTIS, bahwa SABDO PALON dan NAYA GENGGONG adalah tokoh sekaliber SEMAR atau Kanjeng Gusti Ratu Ayu KENCANASARI ...... Jawaban saya TIDAK seperti itu kedudukannya dalam tata krama keghaiban ..... malah bisa-bisa orang yang mendapat pangkat SABDO PALON dan NAYA GENGGONG itu bisa disusupi kekuatan spiritual SEMAR atau Kanjeng Gusti Ratu Ayu KENCANASARI.

Sekarang saya akan membicarakan hal yang sedikit rumit, khususnya era keruntuhan Majapahit pada masa pemerintahan : SRI GIRINDRAWARDHANA.  Dibanyak buku yang beredar pada saat ini, tergambar seakan-akan SABDO PALON dan NAYA GENGGONG ketika berpisah / memisahkan diri dengan momongannya / sang Raja mengeluarkan SUMPAH SERAPAH, yang kemudian dikenal luas oleh masyarakat sebagai : Buku SABDO PALON dan NAYA GENGGONG NAGIH JANJI dan dikenal pula sebagai JANGKA SABDO PALON dan NAYA GENGGONG.

Saya telah berupaya secara tata lahir maupun tata bathin mencari benang merah karya tulis tersebut dengan kenyataan yang ada. Tetapi berkali-kali mengalami jalan buntu guna menemukan referensi nyatanya, malah cenderung mengarah bahwa karya tersebut dilahirkan di era MATARAM ISLAM oleh salah satu pujangga kratonnya.  Yang agak unik ternyata banyak terjadi kemiripan dengan kasus pustaka raja JANGKA SRI AJI JAYABAYA yang muncul ditengah masyarakat tidak dalam bentuk penuh (cuplikan) yang disadur dalam judul JANGKA JAYABAYA MUSSASAR dan beberapa lagi yang menggunakan nama Islam dibelakangnya, padahal kita semua tahu sang Prabhu beragama Hindu-Budha. Dan lagi-lagi mengarah ke pujangga MATARAM ISLAM yang melakukan pensadurannya. Lepas dari apa yang menjadi motivasinya (apakah bernilai positif ataukah negatif bagi ketokohan SABDO PALON dan NAYA GENGGONG), saya merasa ini karya tulis sadur dari JANGKA JAYABAYA yang dikombinasikan dengan perasaan terluka sebagian masyarakat Jawa atas pertikaian ISLAM dan HINDU yang terjadi saat itu.

Mari saya tunjukkan LOGIKA nya, SABDO PALON dan NAYA GENGGONG adalah abdi yang dibuat oleh sistem pemerintahan dengan mengutamakan asas kejujuran dan nilai kebenaran semesta guna mendampingi seorang Raja Majapahit. Dimana di dalam wisudanya mereka berjanji akan senantiasa JUJUR dan TEGUH MENYUARAKAN KEBENARAN BAGI RAJA, DAN AKAN MENGABDI SEUMUR HIDUPNYA GUNA KEJAYAAN NUSANTARA. Maka ketika kejadian mereka menegur raja dengan KERAS atas hal-hal yang dianggap melanggar pranata ..... saya masih bisa terima secara logika, tetapi ketika mereka menyumpah serapah semesta raya yang dapat menimbulkan bencana bagi nusantara ..... nah yang ini saya tidak sependapat / tidak bisa saya terima secara logika. Karena jatidiri mereka telah lebih dari sekedar siap untuk berkorban demi sang raja dan nusantara raya, terus kenapa menghancurkannya dengan sumpah atas perjuangan yang mereka bangun dan pengorbanan para SABDO PALON dan NAYA GENGGONG sebelumnya ???

Disinilah saya mengajak anda semua untuk berpikir panjang dan ber-bersih hati guna memahami kebenaran yang sejati. Ketika diceritakan SABDO PALON dan NAYA GENGGONG mengambil jalannya sendiri dan berpisah dengan raja ..... ini juga hal yang tidak cocok dengan konteks sumpah jabatannya. Setelah mengalami proses perenungan dan mengunjungi lokasi petilasan yang ada khususnya di lereng GUNUNG LAWU, SAYA SECARA PRIBADI MEMPUNYAI PENDAPAT, BAHWA SABDO PALON dan NAYA GENGGONG TIDAK PERNAH BERPISAH DENGAN SRI GIRINDRAWARDHANA HINGGA AKHIR HAYATNYA. Banyak jejak kebersamaan para beliau dalam pengungsian di tlatah kekuasaan BHRE MATARAM (sepupu sepuh sang raja), dari PENGGING, PANTAI DI PESISIR SELATAN GUNUNG KIDUL, WONOGIRI, LERENG LAWU dan PUNCAK LAWU. Justru pertimbangan dari SABDO PALON dan NAYA GENGGONG lah yang menurut saya mampu menenangkan sang Raja dari gundahnya pikiran, dan memutuskan menjadi Panembahan di Gunung Lawu.  SABDO PALON dan NAYA GENGGONG juga yang membimbing proses pelepasan ego raja dan mensucikannya menjadi pertapa di sepanjang lereng hingga puncak Lawu.  Kedua tokoh ini justru menjadi kunci bagi sang Raja mencapai pemahaman tertingginya atas kebenaran semesta yang diwedhar di Candi SUKUH dan Candi CETHO, sehingga ketika pencerahan itu terjadi ...... dua abdi ini yang pertama kali menyembah kepada SRI GIRINDRAWARDHANA dengan memanggilnya sebagai PANEMBAHAN AGUNG. (ada baiknya bagi anda yang juga pelaku spiritual untuk menjejaki kembali / napak tilas perjalanan tersebut ..... setelah itu simpulkan sendiri, apakah saat itu SABDO PALON dan NAYA GENGGONG berpisah ataukah masih tetap bersama-sama dengan momongannya).

Demikian hal yang bisa saya sampaikan, menurut pemahaman akal dan budi saya setelah mempelajari adat istiadat WILWATIKTA (Majapahit) dan melakukan napak tilas keberbagai lokasi peninggalan leluhur.  Apabila ada perbedaan pandangan dengan anda sekalian, saya harap tidak mengurangi kesucian niat anda maupun saya dalam berbhakti kepada IBU PERTIWI.  JOYO-JOYO-WIJAYANTI (Menang-Menang-Dan Jadilah Pemenang Selamanya).
Sucining Kaweruh Sejati
  • Manungsa nganglang Jagat,  Jagat kang katon warnane, Jagat kang kosong anane, kosong kang ana isine, isi kang kalebu rasa,  rasa kang ngesti suci,  sejatine suci Ingsun Suci Sejati.

 

  • Manungsa kang kaapit nepsu,  nepsu kang alembana, patang penjuru limang sanepa. Anggoleki wahyu lan rejeki, tibaning wengi ngancike surya, podho gemrubyuk angewangi donya gedhe kang mlebu ning donya cilik, sarana kodrat ginaris suci.

 

  • Siji nyawiji dadi,  apa kang kalebu laku bakale mlaku. Pancering suci sejatine rasa, mandaping suci Kitab Kasampurnan Suci Sejati, kanggo mengeti sejatining rasa, rasa kang suci nyembah sejati, sowan sejatine suci, Ingsun Suci Sejati, kalebu kodrate donya, kalebu ginarise donya.

 

  • Wus kacungkup dening rasa suci, ngalembana kang sejati ana donya, kosong kang pernahe ana, nyucuk anggone laku, yen ta suci bakale mlaku, anggone angen aja digawa temen, gegayuhan suci ya lakune papat, lima anggone ngawasi, yen ta ngesti kabeh bakale mlaku.

 

  • Wedar kang tinampa suci, aja disepelekake, abot anggone nyonggo, tinempa Jaman bakale mati, bejo bejane jaman, wong kang angesteni bakale mlaku, wis tumeka dadi, angandap surya tinatah suci, wong kang suci bakale mukti.

 

  • Sanak kadang rekaos lakune, anggone ngunduh tineba diri, yen ra ngerti, dalane bakale mati, anggur ngesti, bakale mlaku, tiba tinibaning laku, pepadhange surya kang amadhangi, pinuju laku bakale mlaku.

 

  • Tibaning suci Kitab Kasampurnan Suci Sejati, lakuning Jaman kang bakal mlaku, rasah kuwatir anggone nerana, yen ta suci bakale dadi. Ampas wis digawa bali, anggone ngesti ayo ditambahi, pepunden suci bakal anuntuni,

 

  • Agemane tinatah suci, ya Priya Gung Ratu kang adil, bakale mlaku ning alam donya, tineba kodrat lan ginaris suci, wus tumeka tibaning wektu, Kitab Kasampurnan Suci Sejati, kang dadi lakune, laku ning arah suci, sowan jumenenge Ingsun, wus kaprabawa dening Ingsun, Kitab Kasampurnan Suci Sejati, tinempa kodrat lan ginaris suci, dadi lakuning suci, dadi lelaku ning sejati, ning alam donya .Rahayu ,rahayu, rahayu.

 

Ilmu Suci Kasampurnan Sejati saka Ingsun
Tak turunke kanggo sira kabeh kang pinaringan
Ijin Ingsun
Patrap ilmu Kasampurnan Sejati uwis dadi
Kodrat saka Ingsun
Pinuju kanggo sowan Ingsun, uga balik saka
Kodrat Ingsun
Uga Ingsun pinaringan kekal Ingsun kang
Dadeke sira kabeh kang kawengku dene
Ingsun
Ilmu Kasampurnan Sejati uga kasebut
Ilmu bali, bali ning kodrat Ingsun
Sapa sira kang pinaringan ijin Ingsun
Ingsun pinaringan sira suci kaya Ingsun
Sapa sira kang pinaringan ijin Ingsun
Ora ngesteni Ingsun
Ingsun pinaringan hukuman suci Ingsun
Owal saka kodrat Ingsun
Sing sapa sira suci ngesteni dawuh
Ingsun
Ingsun pinaringan kasampurna saka
Kodrat Ingsun

Ilmu Kasampurnan Sejati uga kasebut
Ilmu Gusti
Sing dadeke sira nunggal karo Ingsun
Ilmu Kasampurnan Sejati uga kasebut
Ilmu luhur
Ilmu Kasampurnan Sejati uga kasebut
Ilmu sejatine urip saka kodrat Ingsun
Ilmu Kasampurnan Sejati uga kasebut
Ilmu cahya, cahya saka Ingsun
Ilmu Kasampurnan Sejati uga kasebut
Ilmu Ingsun
Ingsun pinaringan ginaris uga kodrat
Ingsun ngandapke Putra Suci Sejati
Ingsun kanggo mernahke patrap
Ilmu Kasampurnan Sejati uga
Kitab Kasampurnaning Sejati kanggo
Sira
Wis dadi ngesteni Ingsun sira
Kawengku dene Ingsun

Jejere Kitab Kasampurnaning Sejati
Agawe rana ning piwulang suci
Kitab Kasampurnaning Sejati
Awujud Kitab Suci Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Ingsun uga ngandapke
Ilmu Kasampurnan Sejati
Awujud ilmu luhur
Awujud ilmu suci
Uga awujud ilmu Gusti
Sapa sira
Kang pinaringan ijin suci Ingsun Sejati
Uga kalebu ngesti Ingsun Sejati
Bakal tinampa ilmu Kasampurnan Sejati
Dadeke suci saka kersa Ingsun
Uga dadeke luhur saka kersa Ingsun
Ilmu Kasampurnan Sejati
Agawe suci rasa sejati sira
Jumeneng suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Kabeh saka Ingsun

Ilmu Kasampurnan Sejati
Bakale mandap ning Ndonya rubeda
Ingsun pinaringan utusan suci Ingsun Sejati
Awujud Putra Suci Ingsun Sejati
Uga Para Suci Ingsun Sejati
Kang dadi jejere piwulang suci
Uga dadi jejere ilmu suci
Kanggo sira kang kalebu suci saka kersa Ingsun
Uga kanggo sira kang pinaringan
Ijin suci Ingsun Sejati
Uga kalebu ngesti suci Ingsun Sejati
Kabeh kalebu pinaringan suci Ingsun
Jumeneng suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Kalebu ilmu ginaris suci Ingsun Sejati
Uga kalebu ilmu kodrat suci Ingsun Sejati
Kalebu pilihan suci Ingsun Sejati
Kang bakal tinampa ilmu Kasampurnan Sejati
Uga kalebu rasa sejati kang suci
Pinaringan ijin suci Ingsun Sejati
Ngunjuk atur sowan Ingsun

Kitab Kasampurnaning Sejati
Uga kasebut Kitab Jumeneng Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Awujud rohing suci Ingsun Sejati
Jroning suci kasebut sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Kasebut Kitab Ingsun Suci Sejati
Jumeneng suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Kitab Manunggaling Kawula Gusti
Ijin suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Kitab Suci Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Jejere suci Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Kitab ilmu Kasampurnan Sejati
Luhuri jumeneng suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati

Kitab Kasampurnaning Sejati
Awujud titah suci kang sejati
Pinaringan Ingsun Suci Sejati
Kabeh kalebu suci kang sejati
Ingsun pinaringan Kitab Kasampurnaning Sejati
Amarga Ndonya wis kalebu rusak
Rusak Ndonyane uga rusak Manungsane
Kang ateges
Ndonya suci pinaringan Ingsun Sejati
Kasebut digawe rusak
Uga Ndonya suci pinaringan Ingsun Sejati
Kasebut dipilara
Duweni arti Ndonyane ora diopeni ateges Manungsa sing rusak
Duweni arti Manungsa wis akeh sing lali
Karo jejere Ingsun Sejati
Manungsa akeh sing ilang rasa sejatine
Manungsa akeh kang luput
Luput saka kersa Ingsun
Manungsa akeh sing kalebu prahara
Uga wis dadi titi wancine
Kasebut Jangka Sejati
Uga duweni arti Ndonya Suci

Kitab Kasampurnaning Sejati
Bakale mandap ning Ndonya
Kanggo sira kang kalebu
Suci saka kersa Ingsun
Pinaringan ijin suci Ingsun
Ngesti rasa sejati sira marang Ingsun
Kitab Kasampurnaning Sejati
Agawe tentrem rasa sejati sira
Agawe suci rasa sejati sira
Agawe mukti rasa sejati sira
Kitab Kasampurnaning Sejati
Awujud suci Ingsun Sejati
Dadeke suci Ndonya rubeda
Dadeke suci kang kasebut Manungsa
Kitab Kasampurnaning Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Jumeneng suci Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Jejere suci Ingsun Sejati
Piwulang suci Ingsun Sejati
Dawuh suci Ingsun Sejati
Rasa sejati kang suci

Kitab Kasampurnaning Sejati
Ateges piwulang suci Ingsun Sejati
Uga sabda suci Ingsun Sejati
Jroning kuwasa suci Ingsun Sejati
Kang pinaringan dawuh suci Ingsun Sejati
Awujud Putra Suci Ingsun Sejati
Kang alenggahi jumeneng suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Uga Para Suci Ingsun Sejati
Pinaringn dawuh suci Ingsun Sejati
Anglindungi Putra Suci Ingsun Sejati
Uga bantu tugas Putra Suci Ingsun Sejati
Kabeh kalebu Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Uga babar ilmu Kasampurnan Sejati
Awujud ilmu suci pinaringan Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Awujud wedar suci Ingsun Sejati
Ateges piwulang sejati pinaringan Ingsun Sejati
Uga kasebut patrap suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati

Ilmu Kasampurnan Sejati
Kalebu salah sijine isi Kitab Kasampurnaning Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Sejati sejatine suci Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Ilmu suci puncak rasa sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Pasowanan suci Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Jroning suci Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Jumeneng suci Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Rasa sejati kang suci
Ilmu Kasampurnan Sejati
Sabda suci Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati   
Kuwasa suci Ingsun Sejati
 Ilmu Kasampurnan Sejati
Ijin suci Ingsun Sejati
Kabeh kasebut pinaringan suci Ingsun Sejati

Kitab Kasampurnaning Sejati
Pinangka pertanda luhuring Jaman
Kasebut Jaman kang suci
Ateges Jaman alenggahan Ingsun Sejati
Awujud Putra Suci Ingsun Sejati
Uga Jaman alenggahan Para Suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Kitab Kasampurnaning Sejati
Pinangka pertanda mandape dawuh suci Ingsun Sejati
Awujud Pengadilan Agung
Ateges sapa sira kang pinaringan suci saka kersa Ingsun
Uga pinaringan ijin suci Ingsun Sejati
Uga ngesti suci Ingsun Sejati
Bakal tinampa urip lan panguripan suci
Sapa sira kang ora kalebu suci Ingsun Sejati
Uga ora pinaringan ijin suci Ingsun Sejati
Uga ora ngesti suci Ingsun Sejati
Kasebut mati
Owal saka kodrat lan ginaris suci Ingsun
Mlebu ning alam peteng
Kabeh kalebu pinaringan suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati

Jumeneng suci Ingsun Sejati
Alenggahan Putra Suci Ingsun Sejati
Kang pinaringan kodrat lan ginaris suci Ingsun
Jalma kasebut Manungsa
Lenggah ning Ndonya rubeda
Kabeh kalebu pinaringan suci Ingsun Sejati
Kanggo baleke jejere Ingsun Sejati
Uga mernahke ngesti Ingsun Sejati
Awujud ilmu Kasampurnan Sejati
Uga Kitab Kasampurnaning Sejati
Kanggo sira kabeh kalebu pilihan Ingsun
Kabeh kalebu suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati
Jumeneng suci Ingsun Sejati
Jroning suci Ingsun Sejati
Ilmu Kasampurnan Sejati
Kalebu babar Kitab Kasampurnaning Sejati
Sabda suci Ingsun Sejati
Mlebu ning Kitab Kasampurnaning Sejati
Roh suci Ingsun Sejati
Mlebu ning Kitab Kasampurnaning Sejati
Jumeneng suci Ingsun Sejati
Sejatine Ingsun Ingsun Sejati


(Wahyuning ghaib tumetes hing papan palenggahan kang Suci,
dalane cahya hing telenging kalbu Sejati